Seputar Kuliah, Tidak Baik Merasa Lebih Baik



Semenjak belajar di bangku SD aku sangat menyukai pelajaran matematika, karena matematika menurutku simple, pasti, dan tidak perlu banyak menghafal. Cukup dengan latihan soal maka kamu akan memahami materinya. Ini bukan berarti aku merasa  lebih pintar matematika dari pada yang lainnya dan bukan berarti aku selalu bisa soal apapun karena aku pun butuh beberapa kali latihan soal untuk memahaminya. Hanya saja, menurutku mata pelajaran matematika sangat cocok untuk kepribadianku yang tidak suka banyak diskusi dalam belajar, aku lebih suka memecahkan  masalah matematika lewat coretan-coretanku di buku.
Namun, karena aku tidak lulus dalam seleksi mahasiswa di perguruan tinggi negeri untuk mengambil jurusan matematika, aku merasa gagal dan aku merasa tidak pantas jika masih harus belajar “exact”. Ya karena aku tidak lulus di beberapa jalur masuk perguruan negeri tinggi seperti : SNMPTN, SBMPTN, SPANPTAIN. Maka, jalur terakhir adalah ikut ujian mandiri. Aku mengikuti ujian mandiri di kampusku saat ini. Dengan harapan bisa masuk, aku terpaksa menurunkan ”passing grade” jurusan. Maka pada saat itu aku memilih jurusan PGMI, ya jurusanku saat ini. Karena, background kelurga dari nenek ibukku adalah seorang pendidik, maka aku dituntut oleh ibuku untuk menjadi seorang guru. Agak sulit memang, tapi itu kenyataannya. Mungkin aku tidak lulus di beberapa universitas negeri itu karena ketidakridhoan ibuku.
Akhirnya aku diterima di kampusku saat ini, ya universitas islam negeri di Bandung dengan jurusan PGMI. Jurusan yang selalu diolok-olok oleh jurusan lain, karena menurut mereka kami belajar hal-hal yang mudah saja. Padahal tidak begitu, kami belajar bukan hanya belajar menggambar, menyanyi dan menari seperti jurusan pendidikan lainnya kami pun dibekali mata kuliah yang berhubungan dengan pendidikan. Mereka menganggap dirinya lebih pintar dari kami, mereka selalu menganggap kami adalah mahasiswa yang paling bahagia karena kami tidak perlu mengerjakan jurnal ataupun laporan. Padahal kalau pun kami masuk jurusan mereka, tidak menutup kemungkinan kami lebih pintar dari mereka.
Sering sekali, aku merasa tidak nyaman karena olok-olok mereka dan aku merasa menjadi orang gagal karena masuk jurusan yang suka dilecehkan jurusan lain. Dan aku sempat berpikiran untuk mengikuti tes kembali agar aku diterima di jurusan yang aku harapkan. Terlebih lagi jika di kelas ada diskusi, aku selalu merasa tidak nyaman karena topik yang kami bahas tidak ada ujungnya. Misalkan pertanyaa “Bagaimana cara menyadarkan guru agar ia sadar bahwa RPP ITU PENTING?” . Ujung-ujungya kesimpulan dari diskusi adalah “itu mah balik lagi ke gurunya sendiri”, aku merasa sangat bosan pada diskusi yang ujung-ujungnya berkesimpulan balik lagi pada diri sendiri.
Beberapa kali aku berpikir apakah aku benar masuk jurusan ini ? Tetapi setelah aku pahami baik-baik ini bukan suatu kesalahan. Karena Allah tidak mungkin memutuskan sesuatu tanpa ada hikmahnya. Semenjak aku belajar di PGMI, yang tadinya aku tidak suka anak kecil jadi suka, yang tadinya aku tidak bisa menggambar jadi sedikit bisa, yang tadinya aku pemalu menjadi lebih berani. Karena di jurusan ini aku banyak bertemu dengan orang social, orang-orang yang paham pentingnya bersosialiasasi dan  tahu bagaimana caranya berinteraksi dengan orang lain.
Maka dari itu, jangan remehkan ilmu apapun itu. Karena, pada dasarnya semua ilmu itu milik Allah dan Allah-lah yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu. Jangan merasa sombong karena merasa lebih dari orang lain. Pada hakikatnya ilmu yang kamu punya hanyalah sebagian kecil ilmu Allah yang diberikan kepadamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelang KKN